BAB 1
TEORI AKUNTANSI
TEORI AKUNTANSI
1.1. Pendahuluan
Fungsi
akuntansi adalah untuk menunjukkan pertanggungjawaban, untuk mencegah
terjadinya kecerangan (fraud), untuk
memandu industri, untuk menentukan ekuitas, untuk memecahkan seluruh teka-teki
mendasar di dalam dunia usaha: “berapakah keuntungan yang telah saya raih?”;
untuk membantu pemerintah di dalah operasi fiskalnya, untuk memandu manajer
bisnis dalam upaya memastikan efisiensi. Apakah upaya-upaya di atas tidak layak
mendapatkan perhatian dari semua orang? Untuk itu studi mengenai sejarah dan
perkembangan akuntansi adalah suatu hal yang sangat penting di dalam memahami
dan menghargai praktik-praktik yang berlaku sekarang dan di masa depan,
sekaligus sebagai struktur institusional dari disiplin ilmu itu sendiri.
1.2. Evolusi Pembukuan Pencatatan Berpasangan
1.2.1.
Sejarah Awal Akuntansi
Pencatatan
disebagian besar kebudayaan telah ada sejak sekitar 3000 tahun SM. Kebudayaan
Chaldean/Babilonia, Asiria dan Sumeria yang merupakan penemu pemerintahan terorganisasi
pertama di dunia. Kebudayaan mesir di mana para juru tulisnya menjadi “titik
pusat di mana keseluruhan mesin perbendaharaan dan bagian-bagian lainnya
berputar”. Kebudayaan Cina, di mana akuntansi pemerintahannnya memainkan peranan
yang vital dan rumit pada masa Dinasti Chao (1122-256 SM); kebudayaan yunani
dimana Zenon, seorang manajer dari wilayah Appolonius yang luas, memperkenalkan
di tahun 256 SM sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci; dan
kebudayaan romawi, dengan hukum yang mengharuskan para pembayar pajak membuat
laporan mengenai posisi keungan mereka, dan di mana hak-hak dilaporkan oleh
para sipil bergantung pada jumlah harta
benda yang dilaporkan oleh para penduduknya. Kehadiran dari bentuk-bentuk
pembukuan di dunia kuno tersebut dapat dikaitkan kepada beberapa
faktor, termasuk penemuan tulisan, diperkenalkannya angka-angka arab dan sistem desimal, penyebaran pengetahuan mengenai aljabar, adanya sarana penulisan yang tidak mahal, meningkatnya tingkat melek huruf, dan adanya suatu standar alat pertukaran. A.C.Litletoon membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis:
faktor, termasuk penemuan tulisan, diperkenalkannya angka-angka arab dan sistem desimal, penyebaran pengetahuan mengenai aljabar, adanya sarana penulisan yang tidak mahal, meningkatnya tingkat melek huruf, dan adanya suatu standar alat pertukaran. A.C.Litletoon membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis:
Seni
penulisan (The Art of Writing),
karena pembukuan pada intinya adalah Sebuah catatan; Aritmetika (arithmetic), karena aspek mekanis dari
pembukuan mengandung adanya serangkaian penghitungan sederhana; Milik pribadi (Private Property), karena pembenukuan
hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda dan hak
miliknya; Uang (Money) yaitu transaki
yang belum selesai, karena tidak aka nada dorongan untuk membuat catatan apapun
jika seluruh pertukaran dilakukan di tempat saat itu juga; Perdagangan (Commerce), karena sebuah penjulan local
saja tidak akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia
mengoordinasikan berbagai pemikiran ke dalam suatu sistem; Modal (Capital), karena tanpa modal
perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit menejadi sesuatu yang tidak
mungkin bisa dibayangkan.
Buku
pencatatan berpasangan yang pertama kali dikenal adalah pembukuan Massari dari
Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini
lebih dahulu berkembang sekitar 200 tahun dari Pacioli. Raymond de Rover
menggambarkan perkembangan awal dari
akuntasi di Italia sebagai berikut:
Pencapaian
terbesar dari para pedagang Italia, kira-kira berkisar antara tahun 1250 dan
1400, adalah penggabungan dari berbagai elemen yang heterogen ini ke dalam
sebuah sistem pengklasifikasian yang terintegrasi yang disebut sebagai
rekening/perkiraan/akun dan dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip dari
pencatatan ganda untuk seluruh transaksi. Di sini mereka telah membuat suatu
awal dengan mengembangkan kerangka-kerangka dasar dari akuntansi biaya dengan
memperkenalkan pencadangan dan jenis-jenis penyesuaian lainnya, seperti akrual
dan hal-hal yang ditangguhkan, dan dengan memberikan kepada audit atas neraca.
1.2.2.
Kontribusi Luca Pacioli
Luca
Pacioli bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan berpasangan, tetapi
menguraikan mengenai apa yang dipraktikkan pada massa itu. Ia menyatakan bahwa
tujuan pembukuan adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada
para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya.” Debit dan kredit
digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatan berpasangan.
Seluruh pencatatan harus berpasangan, yaitu jika anda membuat seorang kreditor
maka anda juga harus membuat seorang debitur. Pacioli menyarankan agar “tidak
hanya nama dari pembeli atau penjual saja yang dicatat, begitu pula deskripsi
mengenai barangnya dengan berat, ukuran atau hasil pengukuran, dan harganya, tetapi
syarat pembeyaran juga harus ditampilkan” dan “ kapan saja uang diterima atau
dikeluarkan, pencatatan akan menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan
nilai tukarnya. Mengingat umur yang pendek dari perusahaan-perusahaan bisnis,
Pacioli menyaran penghitungan dari laba suatu periode dan penutupan buku.
1.2.3.
Perkembangan Pembukuan Pencatatan Berpasangan
Cushing
mencatatkan serangkaian perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan sebagai
berikut:
1.
Sekitar
abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan
2.
Pada
abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik.
3.
Penerapan
dari sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi
yang lain.
4.
Abad
ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah
untuk jenis barang yang berbeda.
5.
Dimulai
dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan
perkembangan dari perusahaan tadi seiring dengan revolusi industry.
6.
Metode-metode
untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18.
7.
Awal
abd ke-19 depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang
dagangan yang tidak terjual. Pada paruh kedua abad ke-19, depresiasi dalam
industry rel kereta api dianggap tidak dibutuhkan kecuali jika aktiva tetap
tersebut dinilai memiliki kondisi yang buruk. Saliero pada tahun 1915
menunjukkan adanya metode-metode depresiasi antara lain garis lurus (straight line), metode saldo menurun (reducing method), metode dana
pelunasan dan anuitas (sinking fund and
annuity method), dan metode unit biaya
(unit cost method).
8.
Akuntasi
biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri yang
dawali oleh pabrik-pabrik tekstil abad ke-15.
9.
Pada
paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik
akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodic.
10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi
perkembangan pada laporan dana.
11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada
metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per
saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka
panjang dan pension, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai
produk baru dari rekayasa keuangan
(Financial Engineering).
1.3. Perkembangan Prinsip-prinsip Akuntansi Di
Amerika Serikat
1.3.1.
Tahap Kontribusi Manajemen (1900-1933)
Pengaruh
manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari meningkatnya
jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan oleh
perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu
adalah Asosiasi Akuntan Profesional, American
Institute of Accountans (AIA). Posisi dari AIA atas permintaan dari Komisi
Dagang Federal adalah bahwa “tidak ada biaya penjualan, beban bunga atau beban
adminstrasi di dalam beban overhead pabrik.” Penentang atas posisi dari
institut ini menghadapi pernyataan di dalam laporan yang mengatakan
“diperhitungkannya bungadi dalam biaya produksi adalah teori yang tidak
berdasar dan salah, dan dapat dikatakan mustahil di dalam praktiknya”. Pihak
yang menentang pun mengalami kekalahan. Kejadian penting yang lain di massa itu
adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba
usaha. Undang-undang tahun 1918 adalah yang pertama mengakui peranan dari
prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.
1.3.2.
Tahap Kontribusi Institusi (1933-1959)
Tahap
ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan institusi di dalam
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang masing-masing akan ditinjau di
bawah ini:
1. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC
dengan tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk
Undang-undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di
pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-undang Sekuritas tahun 1934 yang
mengatur perdagangan sekuritas.
2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh
Ripley di dalam satu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai
suatu yang memperdayakan, George O. May mengusulkan agar AICPA memulai sebuah
usaha kerja sama dengan bursa efek. Sebagai akibatnya komite khusus dari AICPA
melalui kerjasama dengan bursa efek menyarankan solusi umum berikut ini:
Alternative
yang lebih praktikal adalah membiarkan setiap perusahaan untuk bebas memilih
metode-metode akuntansinya sendiri di dalam … batasan yang sangat luas … namun
mengharuskan adanya pengungkapan dari metode yang dipergunakan dan konsistensi
pengaplikasiannya dari tahun ke tahun.
Sebagai
tambahan, komite mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk
mengembangkan teknik-teknik akuntansi yang berlaku umum. Dikenal sebagai “Prinsip-prinsip
umum” (Board Priciples) dari May yang meliputi:
a.
bahwa
akun-akun pendapatan seharusnya tidak termasuk laba yang belum direalisasi, dan
pengeluaran-pengeluaran rutin yang dapat dibebankan kepada laba seharusnya
tidak dicatatkan pembebanannya terhadap laba yang belum direalisasi.
b.
Surplus
modal (tambahan modal disetor) hendaknya tidak dibebankan dengan jumlah yang
umumnya dapat dibebankan kepada laba.
c.
Bahwa
surplus yang dihasilkan (atau laba ditahan) dari suatu anak perusahaan yang
dibuat sebelum terjadinya akuisisi adalah bukan menjadi bagisn dari surplus
keuntungan konsolidasi dari induk perusahaan.
d.
Bahwa
dividen dari saham diperolah kembali tidak dapat dikreditkan ke laba
perusahaan.
e.
Bahwa
jumlah piutang dari para pejabat, karyawan, dan perusahaan afiliasi hendaknya
disajikan secara terpisah.
3. Setelah diterbitkannya ASR nomor 4 oleh
SEC, yang menantang untuk memberikan “dukungan substansial dari yang berwenang”
bagi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari
Asosiasi Akuntansi Amerika dan para anggotanya yang baru saja dibentuk,
institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan memberikan kuasa kepada komite
prosedur akuntansi untuk mengumumkan keputusannya.
1.3.3.
Tahap Kontribusi Profesional (1959-1973)
Ketidakpuasan
terhadap CAP diungkapkan oleh presiden AICPA waktu itu, Alvin R. Jennings.
Suatu komite khusus atas program riset mengusulkan untuk melakukan pembubaran
CAP dan depertemen risetnya. Kemudian AICPA mendirikan Dewan Prinsip Akuntansi
(APB) dan Divisi Riset akuntansi tahun 1959.APB sendiri ditetang dan dikritik
untuk:
a.
opini yang terbatas, kontroversial atau ad hoc, termasuk APB 8 menegnai
akuntansi pensiun, APB 11 mengenai alokasi pajak penghasilan, serta APB 2 dan 4
mengenai kredit pajak investasi.
b.
kegagalannya untuk memecahkan masalah mengenai akuntani bagi kombinasi bisnis
dan goodwill.
1.3.4.
Tahap Politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan
yang dimiliki oleh baik asosiasi professional maupun manajemen di dalam
memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu
pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses
penetapan standarnya - sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang
berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi perilaku berekonomi dan,
sebagai konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena
politik. Sejak awal, FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan kuasi
politik dalam formulasi dari prinsip-prinsip akuntansi. Hal yang dilakukan oleh
FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, dengan adanya usaha untuk mengembangkan
suatu kerangka kerja teoritis atau kesepakatan dalam akuntansi dan dengan
lahirnya berbagai kelompok yang berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan
bagi penerimaan “umum” atas standar baru. Oleh sebab itu, proses penetapan
standar memiliki aspek politis di dalamnya.
Proses
dari penetapan standar dapat digambarkan sebagai demokratis karena, seperti
semua badan pembuat peraturan, hak dewan untuk membuat peraturan pada akhirnya
akan sangat bergantung kepada persetujuan dari pihak yang diatur. Tetapi Karena
penetapan standar membutuhkan beberapa perspektif, maka tidaklah tepat jika
suatu standar ditetapkan dengan hanya didasarkan pada penggambaran dari para
pemilihnya. Hal yang serupa pula proses tersebut dapat diuraikan sebagai
legislative karena penetapan standar harus dimusyawarahkan dank arena seluruh
pandangan harus didengarkan. Tetapi para penyusun standar diharapkan untuk
dapat mewakili seluruh pemilih sebagai satu kesatuan dan tidak menjadi
perwakilan dari satu kelompok pemilih tertentu. Prose ini dapat diuraikan
sebagai bersifat politis karena terdapat satu usaha pembelajaran yang terkait
dengan usaha untuk mendapatkan penerimaan satu standar baru.
1.4. Akuntansi dan Kapitalisme
Akuntansi
dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi dengan adanya
klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal yang vital
di dalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Max Weber menekankan
argumentasinya sebagai berikut:
Organisasi
modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin terjadi
tanpa adanya dua faktor penting di dalam perkembangannya: pemisahan bisnis dari
rumah tangga … dan, berkaitan erat dengannya, pembukuan yang rasional.
Hubungan
antara akuntansi dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal sebagai tesis atau
argument Sombart. Ia mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-nilai
abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis dan akuntansi yang
sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya
kemungkinan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan, melakukan,
dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan
dari pemilik dan bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan
bagi perusahaan. Empat alasan berikut ini umumnya muncul untuk menjelaskan
peranan dari pencatatan berpasangan di dalam ekspansi ekonomi:
- Pencatatan
berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru atas
kehidupan ekonomi.
- Semangat baru melakukan
akuisisi ini di dukung dan di dorong oleh adanya perbaikan dari
perhitungan-perhitungan ekonomis.
- Rasionalisme baru
ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang sistematis.
- Pembukuan
pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas kepemilikan dan
manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar
dengan saham gabungan.
Yamey
mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke-16 sampai dengan abad ke-18
tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan untuk melacak
laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu transaksi.
Ia mengatakan:
“…
sistem pencatatan berpasangan hanyalah menambahkan sedikit dari pemberian
keraka kerja dimana data akuntansi dapat ditempatkan dan sementara datanya
dapat diatur, dikelompokkan dan dikelompokkan ulang kembali. Sistem tidak
dengan sendirinya menentukan rentang dari data yang harus dimasukkan ke dalam
satu aturan tertentu, maupun memaksakan adanya pola tertentu dalam pengurutan
internal dan pengurutan ulang data.”
1.5. Relevansi Sejarah Akuntansi
Sejarah
akuntansi adalah suatu studi atas evolusi yang terjadi pada pemikiran,
praktik-praktik dan institusi akuntansi sebagai respons dari
perubahan-perubahan lingkungan dan kebutuhan social. Hal ini juga
memperhitungkan dampak yang ditimbulkan oleh evolusi tersebut pada lingkungan.
Berkaitan dengan pedagogi, sejarah akuntansi dapat sangat berguna untuk
memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi
dan evolusinya sebagai salah satu ilmu social. Satu pemikiran yang bagus akan
relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan di bawah ini:
Pertama-tama,suatu
profesi yang didasarkan pada tradisiyang dikembangkan selama berabad-abad
seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual
yang mereka miliki. Kedua, adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran,
kontribusi-kontribusi besar pada literature,dan studi-studi positif yang
mungkin saja akan hilang, terfragmentasi, atau dipelajari secara tidak sempurna
di dalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah
didokumentasikan dan digabungkan oleh oaring yang terpelajar yang memiliki
keahlian sejarah. Ketiga, tanpa memiliki akses kepada analisis dan interpretasi
dari sejarah perkembangan pemikiran dan praktik akuntansi, para empiris saat
ini akan berisiko mendasarkan investigasi yang mereka lakukan pada klaim-klaim
atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.
Berkaitan
dengan praktik akuntansi, sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang
lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan
terhadap metode-metode yang pernah digunakan di masa lalu.
1.6. Isu-isu Akuntansi Internasional
1.6.1.
Definisi Akuntansi Internasional
Konsep
dari akuntansi universal atau dunia
adalah yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi
internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
satu standarisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.
Di
dalam kerangka kerja konsep ini, akuntansi internasional dianggap sebagai
sebuah sistem universal yang dapat diterapkan di semua Negara. Sebuah
seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang diterima di
seluruh dunia, seperti yang berlaku di Amerika Serikat, akan dibentuk. Praktik
dan prinsip-prinsip yang dikembangkan akan dapat diberlakukan di seluruh
negara. Konsep ini akan menjadi sasaran tertingg dari uatu sistem internasional.
Konsep
dari akuntansi komparatif atau akutansi internasional mengarahkan akuntansi
internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di
dalam akuntansi. Hal ini meliputi:
a. Kesadaran akan adanya keragaman
internasional di dalam akuntani perusahaan dan praktik-praktik pelaporan;
b. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan
Pratik-praktik akuntansi dari masing-masing Negara;
c. Kemampuan untuk menilai dampak dari
beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan.
Munculnya
paradigma baru di dalam akuntansi internasioanal memperluas kerangka kerja dan
pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi internasioanal. Sebagai
akibatnya, terbit daftar yang sangat panjang akan konsep-konsep dan teori-teori
akuntansi yang dibuat oleh Amenkhienan untuk memasukkan hal-hal berikut ini:
1.
Teori
universal atau dunia
2.
Teori
multinasioanal
3.
Teori
komparatif
4.
Teori
transaksi-transaksi internasional
5.
Teori
translasi
Masing-masing
teori di atas memebrikan dasar bagi pengembangan dari sebuah kerangka
kerja konseptual untuk akuntansi
internasional. Meskipun akan terdapat argumentasi mengenai teori manakah yang
akan lebih disukai, tiga teori yang pertama yaitu universal, multinasional, dan
komparatif memiliki banyak pengikut daripada dua sisanya.
1.6.2.
Harmonisasi Standar Akuntansi
Istilah
harmonisasi sebagai kebalikan dari standardisasi memiliki arti sebuah
rekonsiliasi atas berbagai sudut pandang yang berbeda. Istilah ini lebih
bersifat sebagai pendekatan praktis dan mendamaikan daripada standardisasi,
terutama jika standardisasi berarti prosedur-prosedur yang dimiliki oleh satu
Negara hendaknya diterapkan oleh semua Negara lain. Harmonisasi menjadi suatu
bagian yang penting untuk menghasilkan komunikasi yang lebih baik atas suatu
informasi agar dapat diartikan dan dipahami secara internasional. Definisi dari
harmonisasi tersebut dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk diterima daripada standardisasi.setiap Negara asal memiliki
kumpulan aturan, filosofi, dan sasarannya masing-masing di tingkat nasional,
yang ditujukan pada perlindungan atau pengendalian dari sumber-sumber daya
nasional.
Terdapat
bermacam-macam keuntungan dari harmonisasi. Pertama, bagi banyak negara, belum
terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai. Standar
yang diakui secara internasioanal tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan
untuk negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan
seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara
internasional. Kedua, internasional yang berkembang dari perekonomian dunia dan
meningkatnya saling ketergatungan dari negara-negara di dalam kaitannya dengan
perdagangan dan arus investasi internasional adalah argumentasi yang utama dari
adanya suatu bentuk standar akuntansi dan audit yang berlaku secara
internasional. Ketiga, adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk
memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahan untuk
mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia, telah
meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
1.7. Kesimpulan
Evolusi
historis dari akuntansi akan memberikan petunjuk dan penjelasan mengenai
sebagian besar kejadian-kejadian penting yang membentuk kemunculan dari pembukuan
pencatatan berpasangan dan perkembangan dari akuntansi modern. Hal ini
meningkatkan kemampuan orang yang berminat terhadap disiplin ilmu akuntansi
dalam membuat pertimbangan dengan dasar yang lebih luas dan berdasarkan
informasi. Di samping itu akan memungkinkan kita untuk menghubungkan masa lalu
dengan apa yang dipraktikkan dan apa yang harus dipraktikkan, atau dengan kata
lain mata rantai antara kondisi historis dan kedua kondisi positif dan
normatifnya, sebagai mata rantai yang mendukung pandangan dari sejarah sebagai
suatu produk kultural yang diperoleh dari konteks penuh lingkungan social,
politik, ekonomi, dan temporal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar