Senin, 29 September 2014

ELEMEN DAN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

BAB 3
TEORI AKUNTANSI

1.1.PEMIKIRAN MENGENAI TEORI
1.1.1.      JENIS STRUKTUR TEORITIS
Tingkatan formalisasi dari suatu teori menghasilkan enam jenis utama struktur teoris, yaitu:
a.       Teori deduktif lengkap
Teori deduktif lengkap memiliki sebuah struktur formal yang lengkap dengan aksioma-aksioma yang telah dijelaskan secara penuh dan seluruh langkah-langkah dalam perluasan deduktifnya dinyatakan dengan lengkap.
b.      Prapengandaian sistematis
Berisi formulasi-formulasi yang mengandaikan sebelumnya suatu isi teori lengkap atau lengkap sebagian.
c.       Teori kuasi-deduktif
Merupakan teori dengan deduktif kuasi (seolah-olah) karena menggunakan logika induktif, penggunaan proses deduktif yang tidak lengkap, atau mengandalkan pada primitif-primitif relatif.
d.      Percobaan-percobaan teoritis
Merupakan sistem-sistem yang dapat, tanpa modifikasi yang signifikan pada konsep atau manipulasi , dapat dibuat paling tidak sebagian menjadi struktur formal.
e.       Teori yang saling berhubungan
Merupakan teori yang hukum-hukum komponennya bekerja dalam jaringan hubungan sehingga memebentuk suatu pola yang dapat diindentifikasi.

f.       Teori hierarki
Teori di mana hukum-hukum komponennya disajikan sebagai deduksi-deduksi dari satu kumpulan kecil prinsip-prinsip dasar.




1.1.2.      FUNGSI DAN STRUKTUR TEORI
Struktur dan fungsi dari suatu teori akan membantu memenuhi kebutuhan dari disiplin tertentu. John Harvard dan Sheth Jagdish mengklasifikasikan fungsi menjadi empat kategori , yaitu:
·         Fungsi deskriptif : mencakup penggunaan gagasan atau konsep dan hubungan yang mereka  miliki untuk memberikan penjelasan terbaik atas fenomena dan kekuatan-kekuatan yang mendasarinya.
·         Fungsi pembatasan : mencakup pemilihan suatu  kumpulan peristiwa favorit yang harus dijelaskan dan memberikan suatu arti atas abstraksi yang diformulasiakn dari tahapan deskriptif tertentu.
·         Fungsi generatif : kemampuan untuk menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diuji, yang merupakan tuajuan utama dari suatu teori,atau untuk memberikan prasangka, pemikiran, dan ide-ide yang menjadi dasar pengembangan suatu hipotesis.
·         Fungsi integratif : kemampuan untuk menyajikan secara koheren dan konsisten, integrasi dari berbagai konsep dan hubungan dalam suatu teori.

1.1.3.      EVALUASI TEORI
Dari 70 kriteria teori-teori  yang “baik”, S.C. Dodd memilih 24 kriteria evaluasi yang paling relevan yang disusun dengan urutan dari yang paling penting :
1.                   Dapat diverivikasi
2.                   Dapat diprediksi
3.                   Konsisten
4.                   Andal
5.                   Akurat
6.                   Umum
7.                   Utilitas
8.                   Penting           
9.                   Multi penerapan
10.               Memiliki satu arti
11.               Dapat dikendalikan
12.               Dapat distandarkan
13.               Sinergi
14.               Kehematan
15.               Kesederhanaan
16.               Stabilitas
17.               Keseringan
18.               Kemampuan untuk diterjemahkan
19.               Kelangsungan
20.               Ketahanan
21.               Pengenalan
22.               Kepopuleran
23.               Kemanjuran
24.               Densitas

1.1.4.      TEORI UMUM VERSUS TEORI MENENGAH TENTANG AKUNTANSI
Suatu teori didefinisikan sebagai suatu gagasan (konsep), definisi, dan usulan yg saling bergantung satu sama lain, yang menyajikan suatu pandangan yang matematis dari suatu fenomena  dengan menyatakan hubungan-hubungan yang ada diantara berbagai variabel dengan maksud untuk menjelaskan dan  meramalkan fenomena tersebut. Teori menengah  didefinisikan Robert Merton sebagai teori yang berada diantara hipotesis – hipotesis minor namun sangat banyak dikembangkan selama riset dari hari ke hari dan usaha-usaha sistematis yang lengkap untuk mengembangkan suatu teori yang menyatukan.” Teori akuntansi menengah diakibatkan oleh adanya perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam cara peneliti mengartikan baik”pengguna” dari data akuntansi maupun “lingkungan” dimana para pangguna dan pembuat data akuntansi seharusnya bertingkah laku.



1.2.PEMIKIRAN MENGENAI KONSEP
1.2.1.      HAKIKAT DAN PENTINGNYA KONSEP
Konsep secara fundamental adalah sesuatu yang penting, baik dalam akuntansi maupun dalam ilmu-ilmu yang lain. Pengetahuan ilmiah adalah sepenuhnya konseptual: teridir atas sistem-sistem konsep yang saling berhubungan dengan cara-cara yang berbeda. Konsep adalah unit-unit utama dari suatu teori, dan pembuatan teori yang baik mengandunga artian pembentukan konsep yang baik. Jenis-jenis konsep meliputi:
a.         Konsep observasional adalah konsep yang memiliki “karakteristik objek tertentu yang dapat diobservasi secara langsung, yaitu sifat atau hubungan yang kehadiran maupun ketidakhadirannya di suatu kasus tertentu dapat dipastikan secara intersubjektif, dalam kondisi-kondisi yang sesuai oleh observasi langsung”.
b.        Konsep teoritis adalah konsep yang memainkan peranan khusus dan terkandung dalam suatu teori tertentu
c.         Konsep disposisi mengacu kepada suatu kecenderungan “untuk menunjukkan reaksi-reaksi yang spesifik ... menurut kondisi-kondisi tertentu yang dapat ditetapkan.”

1.2.2.      VALIDITAS KONSEP
Meskipun kebanyakan konsep keuangan dalam akuntansi telah didefinisikan dengan cukup memadai, hanya sedikit diantaranya yang telah divalidasi. Validasi dari suatu konsep pada kenyataannya penting untuk penerimaannya sebagai suatu konsep yang bermanfaat yang dapat dimasukkan ke dalam suatu teori tertentu. Digunakan dua pendekatan untuk melakukan validasi yaitu operasionisme dan pengembangan pengukuran validitas konsep. Jenis-jenis validitas konsep yang terdapat dalam literatur-literatur riset adalah:
1)      Validitas observasional
2)      Validitas isi
3)      Validitas yang berhubungan dengan kriteria, terdiri dari validitas prediktif dan validitas konkuren
4)      Validitas gagasan, terdiri dari validitas konvergen, diskriminan, dan nomologi
5)       Validitas sitemik
6)      Validitas semantik
7)      Validitas pengendalian

1.3.MENANGANI HIPOTESIS
1.3.1.      DARI DALIL KE HIPOTESIS
Dalil dalam suatu teori menetapkan hubungan antara konsepkonsep-konsep dalam teori tersebut. Dalil dapat menjadi hipotesis jika mereka mengacu kepada fakta-fakta yang tidak berpengalaman dan pada waktu yang bersamaan dapat diperbarui berdasarkan atas pengetahuan yang baru diperoleh. Karakteristik utama dari sebuah hipotesis adalah kemampuan untuk diuji secara empiris. Sifat dari pengujian yang diberikan akan bergantung kepada apakah dalil yang diberikan bersifat analitis atau sintetis. Dalil analitis hanya dapat dinyatakan benar atau salah secara logis. Dalil sintetis yang memiliki signifikansi empiris dapat menjadi subjek dari suatu ujian empiris.

1.3.2.      KONFIRMASI ATAS HIPOTESIS
Konfirmasi adalah sampai sejauh mana hipotesis mampu menunjukkan kebenaran secara empiris, yaitu menggambarkan dunia nyata secara akurat. Pembuktian kesalahan adalah sampai sejauh mana suatu hipotesis mampu menunjukkan bahwa ia secara empiris tidak benar, yaitu gagal untuk menggambarkan dunia nyata dengan akurat. Hipotesis yang aslinya didasarkan atas teori yang semata-mata dapat dikonfirmasikan, semata-mata dapat disanggah, atau keduanya. Hipotesis yang semata-mata dapat dikonfirmasikan datang dari pernyataan-pernyataan eksistensial, yaitu pernyataan yang mengajukan eksistensi dari beberapa fenomena. Hipotesis yang semata-mata dapat disanggah datang dari hukum-hukum universal, yaitu pernyataan-pernyataan yang dapat mengambil bentuk dari persyaratan-persyaratan generalisasi yang universal.  Kedua hipotesis yang dapat dikonfirmasikan dan disanggah tersebut datang dari pernyataan tunggal, yaitu pernyataan yang hanya mengacu kepada fenomena tertentu yang terikat dalam waktu dan ruang. Hipotesis-hipotesis yang bisa tidak sepenuhnya dapat dikonfirmasikan ata dapat disangah, mereka adalah hipotesis yang muncul dari hukum-hukum statistika atau tendensius, yaitu pernyataan yang menyatakan suatu hubungan statistika yang “ditentukan denan longgar” antara suatu fenomena dengan sejumlah besar variabel. Kebanyakan hipotesis akuntansi jatuh ke dalam kategori ini, yang menjadikan mereka tidak dapat sepenuhnya dikonfirmasikan atau dapat sepenuhnya disanggah.

1.3.3.      HAKIKAT DARI PENJELASAN
Penjelasan adalah langkah vital dari seluruh jenis pertanyaan ilmiah, atau dengan makna luas prosedur atau struktur umum apapun yang memiliki maksud untuk menyajikan bagaimana suatu fenomena dapat dijelaskan secara ilmiah. Model-model penjelasan harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini:
a)      Persyaratan akan relevansi penjelasan berarti bahwa model penjelasan harus bagaimana pun caranya menunjukkan bahwa fenomena yang akan dijelaskan adalah telah diekspektasikan mengingat kondisi-kondisi yang ada.
b)      Persyaratan akan kemampuan untuk diuji berarti bahwa penjelasan ilmiah harus dapat diuji secara empiris.

1.3.4.      HAKIKAT DARI PREDIKSI
Prediksi adalah berarti proses “pembuatan deduksi dari peristiwa yang diketahui ke peristiwa yang tidak diketahui dalam sebuah sistem yang statis secara konseptual.” Sedangkan prediksi ilmiah adalah prediksi yang dipandu oleh aturan-aturan ilmiah. Prediksi dapat dilakukan dengan teknik-teknik eksplorasi, yang memprediksi suatu variabel atas dasar variabel itu sendiri, atau teknik-teknik asosiatif, yang memprediksi suatu variabel atas dasar dari variabel lain.

1.4.KONTEKS PENEMUAN
Suatu proses yang lebih penting sebelum terjadinya justifikasi adalah proses penemuan. Secara umum ada empat prosedur yang digunakan untuk menghasilkan atau menemukan generalisasi:
a.       Mimpi adalah salah satu prosedur penemuan yang memiliki peranan penting dalam penemuan ilmiah. 
b.      Eureka
c.       Pendekatan deduktif adalah prosedur penemuan lainnya yang dimulai dengan dalil-dalil dasar dan dilanjutkan untuk menghasilkan kesimpulan logis atas subjek yang dipermasalahkan.
d.      Pendekatan induktif, dimulai dengan observasi-observasi serta pengukuran, selanjutnya bergerak ke arah generalisasi kesimpulan.

1.5.KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa riset akuntansi seharusnya adalah untuk mengembangkan suatu metodologi pemikiran yang kuat baik dalam penyusunan teori maupun pelaksanaan riset dasar dan terapan. Konsep-konsep dari filosofi keilmuan dan metateori akan terbukti sangat membantu sebagai alat dan sarana dalam metodologi pemikiran seperti itu.
Contoh Kasus Akuntansi yang dirancang Menyangkut Kasus Manajemen Laba, Kecurangan dalam Akuntansi,  dan Kreativitas dalam Akuntansi:
 KASUS MANIPULASI DATA LAPORAN KEUANGAN ENRON DAN KAP ARTHUR ANDERSEN
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31,2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard dalam penyesatan informasi, diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Pihak manajemen Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan. Kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar